Penyebab
Hiperpigmentasi tidak hanya disebabkan oleh sinar matahari. Beberapa penyebab lainnya, meliputi hormon (kontrasepsi), kosmetik, kelainan genetik, gangguan metabolik, gangguan nutrisi (defisiensi vitamin B12), infeksi, alergi obat, dan stres. Namun memang sinar matahari menyumbang angka hingga 90 persen terhadap timbulnya hiperpigmentasi.
Hiperpigmentasi juga meningkat pada orang berkulit gelap di mana jumlah zat pigmennya lebih banyak, seperti ras Afrika dan Asia. Kulit gelap menangkap sinar matahari lebih banyak. Logikanya, kalau kita memakai baju berwarna hitam pada siang hari, tubuh akan mudah berkeringat karena warna gelap mampu menyerap panas lebih banyak.
Solusi
Penentuan jenis hiperpigmentasi secara visual, apakah termasuk tipe epidermal, dermal, atau campuran.
Pemeriksaan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit lain yang menyebabkan hiperpigmentasi sehingga usaha pengobatan tidak akan sia-sia.
Pengobatan secara topikal dan krim (peeling atau pengelupasan kulit menggunakan bahan pemutih, seperti hidrokuinon, asam azelaik, asam kojik, asam retinoic, dan vitamin C), secara sistemik (dengan obat vitamin C dan glutathion), maupun tindakan khusus, seperti bedah kimia, bedah beku, bedah listrik, dan laser.
“Waktu yang dibutuhkan untuk pengobatan tergantung pada tingkat keparahan. Tindakan peeling untuk hiperpigmentasi ringan, misalnya, membutuhkan 1-3 kali tindakan, sedangkan pada kasus berat bisa sampai 10 kali. Namun, hasil pengobatan sifatnya individual, tidak akan sama pada setiap orang,” terang dokter yang juga berpraktik di RSPAD Gatot Surbroto, Jakarta ini.
0 komentar:
Posting Komentar