Minggu, 16 Januari 2011

Krim Anti penuaan

0 komentar
Krim Anti penuaan

Krim Yang Mengandung Alpha Hydroxy Acid ( AHA )

Krim ini juga di kenal sebagai asam buah, menjembatani jurang antara kosmetik dan kosmestikal. Jenia AHA yang umum di gunakan antara lain asam sitrat dari buah jeruk, asam tartarat dari buah anggur, asam malat dari buah apel dan asam mendalat dari buah mentimun. Asam glikolat yang berasal dari tebu adalah yang paling banyak digunakan dalam krim karena molekul kecilnya mampu mencapai lapisan yang lebih dalam di bandingkan AHA lainnya.

Krim yang mengandung AHA akan mengelupas kulit dengan cara melonggarkan ikatan seperti lem, yang melekatkan sel-sel kulit mati di permukaan lapisan tanduk. Pengelupasan rutin akan memperbaiki regenerasi kulit yang melambat dan membantu bahan perawatan kulit lainnya untuk menembus hingga di bawah pemukaan kulit. AHA juga mampu mengurangi garis kerut dan bercak pigmen, serta meningkatkan jumlah asam hyaluronat ( pelembab ) dalam kulit. Bukti Lain menunjukkan bahwa AHA meningkatkan kemampuan mengatasi sinar matahari setara dengan SPF 25. Dari percobaan di universitas California Los Angeles, di sebutkan bahwa AHA juga memperbaiki kemampuan produksi kolagen.

AHA konsentrasi tinggi dapat menyebabkan reaksi sensitif pada kulit. Krim terbaru memformulasikan sekitar 4 % zat tersebut dari selusuh komposisi krim yang aman bagi kulit. Namun dari konferensi terbaru, para dermatolog menyatakan bahwa tingkat Keasaman AHA yang di gunakan merupakan hal yang sangat penting. Sebagai contoh, asam glikolat dengan pH kulit, lebih di terima. Bahkan dengan persentase lebih tinggi, AHA tetap bekerja dengan baik pada kulit usia 35 tahun lebih.

Zat ini juga membantu membuka pori-pori dan mengatur kandungan minyak pada kulit yang cenderung berjerawat. Hasil pemakaiannya memang akan cepat terlihat.

Krim Mengandung Vitamin

Uang Gratis


Vitamin A, C dan E merupakan antioksidan. Vitamin ini melumpuhkan radikal bebas dan mengubahnya menjadi senyawa tak berbahaya, yang kemudian dapat di singkirkan dari kulit. Bila di gunakan dalam bentuk krim, antioksidan akan melindungi kulit dari berbagai kerusakan akibat lingkungan dan sinar UV. Vitamin ini mempunyai efek menetralisasi radikal bebas, setara dengan penggunaan SPF 2 hingga 3. Meski antioksidan bukan merupakan pengganti tabir surya, namun penggunaan bahan ini sebagai formula pelindung dari sinar matahari dapat mengurangi kebutuhan akan tabir surya berbahan kimia dengan kadar tinggi, yang berpotensi mengieitasi kulit. Seng, tembaga, mangan, selenium, dan superoksida dismutase juga merupakan antioksidan.

Selain sebagai antioksidan, vitamin dalam krim mempunyai manfaat lain. Vitamin E merupakan pelumas permukaan kulit yang sangat baik dan memperkuat fungsi penangkis pada lapisan luar kulit. Vitamin C berperan penting dalam pembentukan kolagen. Sejumlah ahli kosmetik menyatakan bahwa Vitamin A dapat di ubah menjadi asam retionat dosis kecil, yang dapat memperbaiki kerusakan kolagen dan elastin. Penelitian juga di lakukan pada penggunaan krim yang mengandung beta-karoten yang merupakan zat kimia turunan vitamin A, dan antioksidan dan potensial lainnya bila di konsumsi secara oral.

Teknologi enzim

Beberapa enzim dalam kulit akan membangun dan memperbaiki jaringan, sedangkan enzim lainnya akan merombak jaringan, sedangkan enzim lainnya akan merombak jaringan. Teknologi enzim merupakan upaya untuk mempengaruhi enzim alami kulit dengan cara meningkatkan fungsi enzim pembangun dan menghambat fungsi enzim perusak, yang dapat bekerja secara berlebihan sejalan dengan terjadinya penuaan dan kerusakan akibat sinar matahari. Beberapa enzim juga merupakan pengelupasan kulit yang sempurna. Enzim tersebut melarutkan protein dan lemak, serta membantu melepaskan kulit mati di permukaan. Cara kerjanya pun tidak terlalu mengiritasi seperti halnya AHA, sehingga tepat sebagai alternatif. Produk dengan ekstrak nanas dan pepaya merupakan contoh formula bernaham dasar enzim. Enzim dari tanaman tertentu serta madu juga di gunakan dalam krim pengencang.

Apakah sel berkomunikasi? Jika benar, maka enzim antarsel yang akan menjadi pembawa pesan. Ahli kosmetik berteori bahwa sinyal yang di terima oleh sekelompok sel akan membentuk reaksi berantai, sehingga sel tertentu dapat bekerja pada tempat dan saat yang tepat. Misalnya, jika sel di permukaan mengelupas, sel baru akan di rangsang untuk bergerak ke lapisan atas dan mengambil alih tempat tersebut. Inilah salah satu peran penting teknologi enzim, yaitu membuat sel tetap berkomunikasi. Enzim yang di temukan pada ekstrak tanaman biasanya berguna untuk tujuan tersebut.

Teknologi Liposom

Awalnya, liposom di gunakan dalam dunia pengobatan untuk membantu penyerapan obat suntik, sehingga penggunaannya dalam krim kulit pada mulanya menimbulkan pertentangan. Molekul lemak berbentuk bulat berukuran mikroskopik ( biasanya terdiri dari minyak kedelai dan ceramide ) ini dapat diisi dengan bahan perawatan kulit, lalu di sampaikan ke daerah sasaran dalam kulit. Liposom kosmetik generasi pertama masih tidak stabil dan tidak efektif, yang tak lebih hanya pelumas berminyak yang meleleh di permukaan kulit. Setelah berulang kali mengalami perbaikan, liposom masa kini, dengan molekul yang lebih kecil, baru dan stabil dapat mencapai lapisan epidermis yang lebih dalam. Sebagian besar krim kulit mengandung liposom.

Apakah kulit bernapas ? Oksigen merupakan kunci untuk regenerasi sel dan metabolisme kulit yang sehat. Menurut teori medis, sel kulit mendapatkan oksigen melalui aliran darah, dan bukan melalui pori-pori kulit. Namun, semakin banyak ahli kosmetik berpendapat bahwa oksigen dapat di masukkan ke dalam kulit melalui liposom yang di rancang khusus. Satu pendapat bersikukuh bahwa krim yang mengandung oksigen ibaratnya adalah udara segar bagi kulit kusam ( khususnya kulit perokok ) yang sirkulasinya buruk. Namun, ada yang khawatir bahwa terlalu banyak oksigen justru memicu munculnya radikal bebas. Bagaimanapun perbedaan masih terus berlangsung sampai bertahun-tahun ke depan.



Uang Gratis

selengkapnya >>